Selasa, 06 Maret 2018

OGEN DAN KARDI



Sumber gambar: wired.com

Mentari malu-malu menyembunyikan cahyanya di balik gunung. Para pasukan Molekul Senyawa bersimbol CO2 dari kerajaan Karbon Dioksida berhenti memasuki tubuh tumbuhan. Begitu pula para Molekul Unsur dari kerajaan Oksigen dengan simbol O2 turut berhenti beranak-pinak. 

Mereka mengikuti titah Sang Pencipta untuk menghentikan rutinitas siang hari yang bernama fotosintesis. Karena kegiatan itu tak bisa terlaksana tanpa bantuan dari panas mentari. Tentu saja, cahaya mentari tak menyorot langsung ke bumi pada malam hari, hanya membias melalui satelit bumi, rembulan.
Saat bertemu malam, rutinitas mereka berubah. Tumbuhan tak lagi menarik Karbon Dioksida untuk memasuki dirinya. Ia merayu para pasukan Oksigen berkencan. Tak mau kalah dengan makhluk hidup lain yang disebut manusia dan hewan. Siapa bilang tumbuhan tak butuh bernafas?
Bernafas itu adalah bahasa manusia. Alam menyebutnya respirasi. Tumbuhan akan melakukannya setelah mentari bersembunyi, malam hari. Dia ingin terlihat angkuh pada mentari, seakan tak butuh bernafas. Padahal rembulan diam-diam berbisik pada mentari.
“Hei, Men. Tumbuhan itu tak sekuat yang kaulihat. Dia hanya pura-pura di depanmu,” ujar Rembulan.
“Dari mana kau tahu, Bul?” tanya Mentari penasaran.
“Aku melihatnya sendiri. Dia merayu manja pada pasukan kerajaan Oksigen.”
“Ahahahah…” Mentari tertawa geli mendengar tingkah Tumbuhan. “Biarlah, asal mereka hidup dalam kebahagiaan, aku tak akan tersinggung.”
Begitulah percakapan Rembulan dan Mentari ketika mengungkap rahasia Tumbuhan.
Kerajaan Oksigen kini terpecah belah. Tak hanya manusia dan hewan yang meminta dilayani. Bahkan Tumbuhan rela merayu dan menunduk untuk memintanya datang. Raja harus berlaku bijaksana. Ia memerintahkan beberapa peleton pasukannya untuk menuruti kebutuhan Tumbuhan. Para pasukan hanya bisa mengiyakan perintah Raja Oksigen.
Suatu malam, ada seorang Anak Manusia yang mencintai sebuah Tumbuhan. Ia tak mau jauh dari Tumbuhan yang sengaja ia tanam di dalam pot besar. Dibawanya Tumbuhan itu ke dalam ruang tidurnya. Tempat itu tertutup, hanya ada sedikit celah bagi pasukan Oksigen dan Karbon Dioksida untuk bergantian masuk. Tentu saja tak banyak yang mendapatkan giliran. Banyak Oksigen yang mengantri untuk masuk. Sementara Karbon Dioksida lamban keluar.
Di dalam ruang enam sisi itu, Anak Manusia terlelap dalam mimpi. Oksigen mulai marah pada Karbon Dioksida karena perlakuan semena-menanya.
“KarDi, Biarkan pasukanku masuk terlebih dahulu. Jika pasukanku habis di dalam sini, Manusia itu akan mati,” pemimpin pasukan Oksigen berusaha bernegosasi dengan pemimpin pasukan Karbon Dioksida.
“Santai sedikitlah, Gen. Coba perhatikan. Sebenarnya jumlah pasukanmu yang masuk sama dengan pasukanku yang keluar,” KarDi melingkarkan lengan pada pundak Ogen untuk menenangkannya.
Ogen mengerutkan dahinya. Setelah dipikir-pikir rivalnya itu memang benar.
KarDi melanjutkan. “Salahkan Manusia itu yang menyediakan saluran udara sekecil itu. Jumlah pasukanmu menjadi sangat terbatas. Aku paham betul maksudmu. Jangan mengira bahwa aku egois.”
Ogen mendengus sebal. “Apalagi ada Tumbuhan hijau itu yang merebut pasukanku. Aku hanya menjalankan perintah Raja. Hei, lihat Manusia itu mulai kesulitan bernafas. Apa yang harus kita lakukan?”
Lanjutkan membaca, klik link di bawah ini!

_____________________________________________________________
Hak cipta © Februari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Film : SERENDIPITY

Judul           : Serendipity Rilis            : 9 Agustus 2018 Genre         : Drama/Romance Sutradara   : Indra Gunawan Negar...