Jumat, 24 April 2020

Resensi Film : SERENDIPITY


Judul           : Serendipity
Rilis            : 9 Agustus 2018
Genre         : Drama/Romance
Sutradara   : Indra Gunawan
Negara       : Indonesia

Serendipity merupakan film debut Mawar Eva De Jongh sebagai pemeran utama. Hal yang menarik dari film ini adalah kehadiran sosok Gibran (Maxime Boutitier) yang numpang lewat, tetapi memiliki peranan penting dalam menyelesaikan berbagai konflik di film ini.

Rani (Mawar Eva) dan Arkan (Kenny Austin) adalah pasangan muda yang sedang dimabuk asmara. Hubungan keduanya sebagai sepasang kekasih dan teman sekolah nyasir sempurna sebelum rahasia Rani terbongkar. Tidak hanya Arkan, bahkan teman satu sekolah mengetahui foto dan video Rani yang sedang berjalan dengan om-om di tempat perjudian. Mereka menuduh Rani sebagai pelacur, lantas satu per satu menjauh, termasuk Arkan.

Dalam keterpurukan, datanglah siswa baru bernama Gibran, seorang youtuber terkenal yang sangat periang. Ia sangat penasaran dengan Rani yang tak pernah tersenyum dan selalu menyendiri. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari tahu semuanya.

Berkat kegigihan Gibran, Rani menunjukkan senyumnya kembali. Gibran selalu tahu bagaimana cara membuat gadis itu tersenyum. Hingga suatu saat, ia memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada Rani. Sayangnya, trauma kehilangan Arkan masih membuatnya bimbang. Tak perlu waktu lama bagi Gibran untuk mengetahui rahasia Rani. Lelaki itu melihat dengan mata kepala sendiri sisi lain gadis yang disukainya itu. Ketika Rani bersiap untuk ditinggalkan pergi untuk kedua kalinya, Gibran memilih untuk mendengar alasan Rani dan berusaha mencari solusi.

Seperti malaikat yang datang tanpa diundang. Gibran melunasi semua hutang Rani kepada si Om Penjudi itu. Rani kini bebas dari pekerjaan malamnya dan bonus pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan di restoran milik paman Gibran. Sayangnya, kehidupan normal Rani tidak berlangsung lama. Pihak sekolah akhirnya mengetahui video itu, mengeluarkan Rani tanpa meminta klarifikasi. Kemalangan Rani bertambah, saat si Om Penjudi hendak menculiknya. Penculikan itu berhasil digagalkan oleh Arkan yang tiba-tiba datang. Namun, tembakan terdengar, sebuah peluru menembus tubuh Arkan.

Setelah tragedi penembakan, Gibran bekerja sama dengan Arkan dan Jeni berusaha mengembalikan nama baik Rani. Sekali lagi, Gibran melakukan hal gila. Dia mengajak teman-temannya berdemo atas ketidakadilan sekolah. Setelah mendapatkan teguran dari pihak komite, kepala sekolah memutuskan untuk menarik Rani kembali.

Akhir dari semua konflik, Gibran harus memilih. Meminta Rani menjadi miliknya lagi? Atau...

Film ini ringan tetapi menarik. Dengan latar SMA, orang akan mengira film ini sebagai cerita remaja pada umumnya. Namun, saya melihat sisi lain kehidupan yang bisa terjadi pada siapapun. Bahkan saya tidak bisa membayangkan, apa yang harus saya lakukan jika berada di posisi Rani. Saya juga salut, penulis memunculkan sosok Gibran. Bukan sebagai pemeran utama, tetapi memiliki peran dan karakter yang sangat kuat. Selanjutnya, saya juga sangat mengapresiasi Mawar Eva yang bisa menghidupkan karakter Rani. Sebagai aktris pemula, dia memiliki kemampuan akting yang sangat bagus.

Tanpa terasa penulis mengajarkan pada saya untuk peka terhadap isu sosial. Melihat suatu kejadian dari berbagai sudut pandang dan tidak menghakimi secara sepihak. Di samping itu, jika seseorang mendapatkan masalah, tidak seharusnya dijauhi melainkan dekati dan bantu mencari solusi. Itu menurut saya. Bagaimana menurut kamu?

1 komentar:

Resensi Film : SERENDIPITY

Judul           : Serendipity Rilis            : 9 Agustus 2018 Genre         : Drama/Romance Sutradara   : Indra Gunawan Negar...