Judul : Serendipity
Rilis :
9 Agustus 2018
Genre : Drama/Romance
Sutradara : Indra Gunawan
Negara : Indonesia
Serendipity merupakan film debut Mawar Eva
De Jongh sebagai pemeran utama. Hal yang menarik dari film ini adalah kehadiran
sosok Gibran (Maxime Boutitier) yang numpang lewat, tetapi memiliki peranan
penting dalam menyelesaikan berbagai konflik di film ini.
Rani (Mawar Eva) dan Arkan (Kenny Austin)
adalah pasangan muda yang sedang dimabuk asmara. Hubungan keduanya sebagai
sepasang kekasih dan teman sekolah nyasir sempurna sebelum rahasia Rani
terbongkar. Tidak hanya Arkan, bahkan teman satu sekolah mengetahui foto dan
video Rani yang sedang berjalan dengan om-om di tempat perjudian. Mereka
menuduh Rani sebagai pelacur, lantas satu per satu menjauh, termasuk Arkan.
Dalam keterpurukan, datanglah siswa baru
bernama Gibran, seorang youtuber terkenal yang sangat periang. Ia sangat
penasaran dengan Rani yang tak pernah tersenyum dan selalu menyendiri. Akhirnya
dia memutuskan untuk mencari tahu semuanya.
Berkat kegigihan Gibran, Rani menunjukkan
senyumnya kembali. Gibran selalu tahu bagaimana cara membuat gadis itu
tersenyum. Hingga suatu saat, ia memberanikan diri menyatakan perasaannya
kepada Rani. Sayangnya, trauma kehilangan Arkan masih membuatnya bimbang. Tak
perlu waktu lama bagi Gibran untuk mengetahui rahasia Rani. Lelaki itu melihat
dengan mata kepala sendiri sisi lain gadis yang disukainya itu. Ketika Rani
bersiap untuk ditinggalkan pergi untuk kedua kalinya, Gibran memilih untuk
mendengar alasan Rani dan berusaha mencari solusi.
Seperti malaikat yang datang tanpa
diundang. Gibran melunasi semua hutang Rani kepada si Om Penjudi itu. Rani kini
bebas dari pekerjaan malamnya dan bonus pekerjaan paruh waktu sebagai pelayan
di restoran milik paman Gibran. Sayangnya, kehidupan normal Rani tidak
berlangsung lama. Pihak sekolah akhirnya mengetahui video itu, mengeluarkan
Rani tanpa meminta klarifikasi. Kemalangan Rani bertambah, saat si Om Penjudi
hendak menculiknya. Penculikan itu berhasil digagalkan oleh Arkan yang
tiba-tiba datang. Namun, tembakan terdengar, sebuah peluru menembus tubuh
Arkan.
Setelah tragedi penembakan, Gibran bekerja
sama dengan Arkan dan Jeni berusaha mengembalikan nama baik Rani. Sekali lagi,
Gibran melakukan hal gila. Dia mengajak teman-temannya berdemo atas
ketidakadilan sekolah. Setelah mendapatkan teguran dari pihak komite, kepala
sekolah memutuskan untuk menarik Rani kembali.
Akhir dari semua konflik, Gibran harus
memilih. Meminta Rani menjadi miliknya lagi? Atau...
Film ini ringan tetapi menarik. Dengan
latar SMA, orang akan mengira film ini sebagai cerita remaja pada umumnya.
Namun, saya melihat sisi lain kehidupan yang bisa terjadi pada siapapun. Bahkan
saya tidak bisa membayangkan, apa yang harus saya lakukan jika berada di posisi
Rani. Saya juga salut, penulis memunculkan sosok Gibran. Bukan sebagai pemeran
utama, tetapi memiliki peran dan karakter yang sangat kuat. Selanjutnya, saya
juga sangat mengapresiasi Mawar Eva yang bisa menghidupkan karakter Rani.
Sebagai aktris pemula, dia memiliki kemampuan akting yang sangat bagus.
Tanpa terasa penulis mengajarkan pada saya
untuk peka terhadap isu sosial. Melihat suatu kejadian dari berbagai sudut
pandang dan tidak menghakimi secara sepihak. Di samping itu, jika seseorang
mendapatkan masalah, tidak seharusnya dijauhi melainkan dekati dan bantu
mencari solusi. Itu menurut saya. Bagaimana menurut kamu?