Judul : Bulan
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2015
Tebal : 400 halaman
Novel berjudul Bulan ini merupakan
buku kedua dari serial novel Bumi. Memang tidak ada yang menarik dari
sinopsisnya. Pembaca akan otomatis membaca buku ini setelah selesai membaca
buku pertama, Bumi.
Masih menceritakan tentang
petualangan Raib, Seli dan Ali di dimensi lain. Cerita berawal di bumi, sama
seperti buku pertama. Bedanya, kali ini mereka lebih siap dengan segala hal
yang akan terjadi. Bukan lagi dunia Klan Bulan tujuan mereka, tetapi dunia Klan
Matahari, tanah leluhur Seli. Bersama dengan 3 orang lainnya, yakni Miss
Selena, Av, dan Ily. Av, sang Penjaga Perpustakaan Klan Bulan memimpin
rombongan ke dunia Klan Matahari untuk mencari sekutu melawan Si Tanpa Mahkota.
Kedatangan mereka mendapatkan
sambutan yang sangat meriah dari klan matahari, sungguh sesuatu yang tak terduga.
Di balik itu semua, ternyata sang Ketua Konsil Klan Matahari bernama
Fala-tara-tana IV telah menyiapkan rencana lain. Ia meminta empat orang Klan
Bulan mengikuti kompetisi mencari bunga matahari yang pertama kali mekar
sebagai kontingen ke sepuluh. Mau tak mau Raib, Seli, Ali dan Ily mengikuti
kompetisi yang tak mereka pahami itu atau negosiasi dibatalkan. Tentu saja,
mereka tidak mau kunjungan ke dunia Klan Matahari ini sia-sia. Dengan persiapan
yang cukup singkat mereka nekad terjun dalam kompetisi mengendarai harimau putih
yang berasal dari dunia Klan Bulan.
Rintangan demi rintangan mereka
hadapi. Menurut keterangan dari seseorang yang mereka temui, kompetisi ini
tidak hanya sekadar rangkaian festival biasa. Semua peserta rela melakukan
segala cara, termasuk melukai lawan untuk terus melaju. Mereka beruntung
memiliki Ily di dalam kelompoknya karena lelaki itu merupakan lulusan akademi
yang sangat terlatih dan cerdas. Dalam setiap rintangan kekuatan mereka
terlihat semakin kuat. Seluruh energi dan pikiran mereka sangat terkuras dalam
menghadapi segala rintangan. Di tengah keputusasaan, mereka masih mengutamakan
nilai-nilai moral kemanusiaan. Berlawanan dengan cara pada umumnya yang
menghalalkan segala cara.
Rintangan seperti serbuan gerombolan
gorilla, serangan burung kenari pemakan daging, guyuran air bah, terjebak di
tengah letupan jamur beracun, melewati lorong tikus, dan terakhir melawan musuh
yang sangat hebat, secara tidak langsung memancing para pembaca untuk turut
berpikir mencari cara melewatinya. Layaknya bermain catur. Masing-masing pion
(tokoh) memiliki kekuatan dan kebiasaan yang berbeda. Kekuatan apa yang tepat
digunakan? Dalam keadaan terdesak, siapa penolong yang akan muncul? Selalu
menjadi tanda tanya. Dan bagian asyiknya, akan ada kekuatan-kekuatan baru yang
muncul tanpa mereka sadari sebelumnya.
Para pecinta fantasi, misteri dan
petualangan pasti akan merasa dimanjakan oleh cerita ini. Sayangnya, masih ada
beberapa kelemahan. Pertama, ada
sedikit typo yang kurang enak dipandang. Kedua,
peralihan bahasa antar klan yang sedikit kurang teliti. Di buku pertama
dijelaskan bahwa Raib secara otomatis dapat berkomunikasi menggunakan bahasa
Klan Bulan karena ia berasal dari sana. Sama seperti Seli yang langsung
memahami bahasa Klan Matahari. Sekarang kita fokuskan pada 6 tokoh utama; Raib,
Seli, Ali, Ily, Av, dan Miss Selena. Raib, Seli, Ali dan Miss Selena dapat berbicara
menggunakan bahasa Klan Bumi. Semua dapat menggunakan bahasa Klan Bulan,
kecuali Seli. Sebaliknya, hanya Seli yang mampu menggunakan bahasa Klan
Matahari. Jadi Ily dan Av tidak dapat berkomunikasi dengan Seli tanpa
translator. Namun, ada sesi ketika Ily dan Seli hanya berdua sedang mengobrol.
Bagaimana bisa? Ketiga, sedikit bisa
ditebak. Buku satu dan dua berawal di dunia Klan Bumi, tetapi latar utama di
dunia lain. Buku pertama berjudul Bumi, latar utama di dunia Klan Bulan. Buku
kedua berjudul Bulan, latar utama di dunia Matahari. Buku ketiga berjudul
Matahari, dan saya tebak latar utama akan berada di dunia Klan Bintang. Benarkah?
Apakah pendapat saya ini salah
atau benar? Coba buktikan saja dengan membaca novel Bulan. Dijamin seru dan
ketagihan terus membaca. Sampai sekarang saya ingin lanjut terus membaca buku
ketiga yang berjudul Matahari. Kalau kamu penasaran seperti apa sih pendapat
saya tentang buku pertama Bumi, baca di sini.
Terakhir, himbauan dari saya. Jangan
membaca buku ini dalam keadaan sibuk atau terputus-putus. Akan mengurangi
esensi cerita dan keseruannya. Apakah Raib dan kawan-kawan mampu menyelamatkan
diri dari kejinya kompetisi ini? Pastikan kamu membaca buku yang orisinil untuk
menghargai karya penulis.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar